Minggu, 16 April 2017

Teori Perilaku Konsumen



TEORI PERILAKU KONSUMEN
Oleh:
M. SYAIFUDDIN
(ADMINISTRASI PUBLIK UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG)
TEORI PERILAKU KONSUMEN

2.5 Pengertian-pengertian dan Asumsi-asumsi Utama dalam Teori Perilaku Konsumen
a.  Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang atau organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian.
b. Barang (Commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. Semakin banyak barang yang dikonsumsi, semakin besar manfaat yang diperoleh.
c. Utilitas (Utility)
Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mengomsumsi barang. Utilitas ada dua: 1) Uttilitas total, manfaat yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi, 2) Utilitas marjinal, tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang. Penambahan konsumsi akan memberi utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu semakin menurun, bahkan menjadi negatif. Hal ini dinamakan Hukum pertambahan manfaat yang makin menurun.
d. Konsistensi Prefernsi (Transivity)
 Konsep ini berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan.
e. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Disebut memiliki pengetahuan sempurna apabila konsumen tahun persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang dipakai, dan harga barang di pasar.
2.6 Teori Kardinal
Teori ini menyatakan bahwa nilai kegunaan dapat dihitung secara nominal. Teori kardinal memberikan penilaian bersifat subyektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barang tergantung sudut pandang subyek yang memberikan penilaian tersebut, yang biasanya berbeda penilain dengan orang lain.
Pendekatan ini merupakan gabungan dari beberapa pendapat para ahli ekonomi aliran subyektif dari Austria seperti: Karl Menger, Hendrik Gossen, Yeavon, dan Leon Walras. Dalam pendekatan ini akan banyak didasari oleh suatu hukum dari tokoh terkenal, Gossen, yaitu hokum Gossen.
a.    Hukum Gossen I menyatakan bahwa jika kebutuhan seseorang dipenuhi terus-menerus maka kepuasanya akan semakin menurun.
b.   Hukum Gossen II menyatakan bahwa orang akan memenuhi berbagai kebutuhanya sampai mencapai intensitas yang sama. Intensitas yang sama itu ditunjukkan oleh rasio antara marginal utility  dengan harga dari barang yang satu dengan rasio marginal utility dengan harga barang yang lain.

2.7 Teori Ordinal
Teori ordinal menyatakan bahwa nilai kegunaan tidak dapat dihitung, hanya dapat dibandingkan.
a. Kurva Indiferensi
Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
Kurva Indiferensi memiliki asumsi: 1) semakin jauh kurva indeferensi dari titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasannya, 2) Kurva indiferensi menurun dari kiri atas le kanan bawah, dan cembung ke titik origin, 3) tidak saling berpotongan.
b. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve)
 Kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar.
c. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
       Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas,maka daya beli meningkat,begitu juga sebaliknya.
d. Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi di mana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran (manggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan.
e. Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang
       Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah. Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya,begitu juga sebaliknya.
 f. Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal
Salah satu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya.
g. Efek Subtitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)
       Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbanga konsumen.





DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Prathama & Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonom). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar