TEORI PERILAKU KONSUMEN
Oleh:
M. SYAIFUDDIN
(ADMINISTRASI PUBLIK UIN SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG)
TEORI PERILAKU KONSUMEN
2.5 Pengertian-pengertian dan Asumsi-asumsi Utama dalam Teori
Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku
Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang
dilalui oleh seseorang atau organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu
tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian.
b. Barang (Commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang
dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. Semakin banyak barang yang
dikonsumsi, semakin besar manfaat yang diperoleh.
c. Utilitas (Utility)
Utilitas adalah manfaat yang
diperoleh karena mengomsumsi barang. Utilitas ada dua: 1) Uttilitas total,
manfaat yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi, 2) Utilitas
marjinal, tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak
satu unit barang. Penambahan konsumsi akan memberi utilitas yang besar, tetapi
makin lama pertambahan itu semakin menurun, bahkan menjadi negatif. Hal ini
dinamakan Hukum pertambahan manfaat yang makin menurun.
d. Konsistensi Prefernsi
(Transivity)
Konsep ini berkaitan dengan kemampuan konsumen
menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan.
e. Pengetahuan Sempurna (Perfect
Knowledge)
Disebut memiliki pengetahuan
sempurna apabila konsumen tahun persis kualitas barang, kapasitas produksi,
teknologi yang dipakai, dan harga barang di pasar.
2.6 Teori Kardinal
Teori ini
menyatakan bahwa nilai kegunaan dapat dihitung secara nominal. Teori
kardinal memberikan penilaian bersifat subyektif akan pemuasan kebutuhan dari
suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barang tergantung sudut pandang
subyek yang memberikan penilaian tersebut, yang biasanya berbeda penilain
dengan orang lain.
Pendekatan ini merupakan gabungan
dari beberapa pendapat para ahli ekonomi aliran subyektif dari Austria seperti:
Karl Menger, Hendrik Gossen, Yeavon, dan Leon Walras. Dalam pendekatan ini akan
banyak didasari oleh suatu hukum dari tokoh terkenal, Gossen, yaitu hokum
Gossen.
a. Hukum Gossen
I menyatakan bahwa jika kebutuhan seseorang dipenuhi terus-menerus maka
kepuasanya akan semakin menurun.
b. Hukum Gossen
II menyatakan bahwa orang akan memenuhi berbagai kebutuhanya sampai mencapai
intensitas yang sama. Intensitas yang sama itu ditunjukkan oleh rasio antara marginal utility dengan harga dari barang yang satu dengan
rasio marginal utility dengan harga
barang yang lain.
2.7 Teori Ordinal
Teori ordinal menyatakan bahwa nilai
kegunaan tidak dapat dihitung, hanya dapat dibandingkan.
a. Kurva Indiferensi
Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai
kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat kepuasan yang sama
bagi seorang konsumen.
Kurva Indiferensi memiliki asumsi:
1) semakin jauh kurva indeferensi dari titik origin, semakin tinggi tingkat
kepuasannya, 2) Kurva indiferensi menurun dari kiri atas le kanan bawah, dan
cembung ke titik origin, 3) tidak saling berpotongan.
b. Kurva Garis Anggaran (
Budget Line Curve)
Kurva yang menunjukkan
kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama
besar.
c. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
Perubahan
harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang
segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin
luas,maka daya beli meningkat,begitu juga sebaliknya.
d. Keseimbangan Konsumen
Kondisi
keseimbangan adalah kondisi di mana konsumen telah mengalokasikan seluruh
pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk
mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaaan), atau tingkat
kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi
biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis
anggaran (manggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva
indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan.
e. Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang
Keseimbangan
yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah. Jika pendapatan
nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya,begitu juga
sebaliknya.
f. Reaksi Terhadap
Perubahan Pendapatan Nominal
Salah satu faktor lain yang
dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal.
Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar
dengan kurva garis anggaran sebelumnya.
g. Efek
Subtitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)
Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbanga konsumen.
Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbanga konsumen.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahardja, Prathama & Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonom). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar