Minggu, 16 April 2017

Pengantar Filsafat Ilmu



PENGANTAR FILSAFAT ILMU

Oleh:

M. SYAIFUDDIN

(ADMINISTRASI PUBLIK UIN SUNAN GUNUNG DJATI ABNDUNG)

PENGANTAR FILSAFAT ILMU
A.  Pengertian Filsafat ilmu
Filsafat ilmu adalah salah satu cabang dari pada filsafat. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri. Istilah lain dari filsafat ilmu adalah theory of science (teori ilmu), metascience (Adi-ilmu), dan science of science (ilmu tentang ilmu).
Adapun filsafat ilmu terdiri dari dua kata yaitu filsafat dan ilmu, yang mana Filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia, dan terdiri dari kata Philos yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu, dan kata Sophia yang berarti kebijaksanaan. Secara harafiah, filsafat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap kebijaksanaan (kecenderungan untuk menyenangi kebijaksanaan), hikmah atau pengetahuan yang mendalam. Sedangkan dalam bahasa Arab, ilmu (ilm) berasal dari kata alima yang artinya mengetahui. Jadi ilmu secara harfiah tidak terlalu berbeda dengan science yang berasal dari kata scire.
Ilmu berbeda dengan pengetahuan. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang tersistematis, sedangkan pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui oleh manusia.
Filsafat ilmu secara umum dapat difahami dari dua sisi, yaitu sebagai disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang memiliki sifat dan kharakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat pada umumnya. Sementara itu, filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan, ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri.
Pengertian Filsafat Ilmu Menurut para ahli:
1.  Robert Ackerman
Filsafat ilmu adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
2. Lewis White Beck
Filsafat ilmu adalah ilmu yang membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
3. Michael V. Berry
Filsafat Ilmu adalah penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.
4. May Brodbeck
Filsafat Ilmu adalah analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
B. Objek Kajian Filsafat Ilmu
1. Objek material
Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran penyelidikan oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh suatu ilmu. Adapun yang menjadi objek material atau pokok bahasan filsafat ilmu adalah ilmu itu sendiri, yaitu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya secara umum.
2. Objek Formal
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Karena setiap ilmu pasti berbeda objek formalnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan, artinya ilmu pengetahuan lebih menaruh perhatian terhadap problem-problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti: apa hakikat ilmu itu sesungguhnya? Bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah? Apa fungsi ilmu pengetahan itu bagi manusia? Sehingga hal inilah yang menjadi permasalahan dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, yakni landasan ontologis, epistimologis, dan aksiologis.


C.  Tujuan Mempelajari Filsafat Ilmu
Manfaat mempelajarinya, yaitu:
1.  Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga seorang menjadi memiliki sikap kritis terhadap kegiatan ilmiah;
2. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, dan mengkritik asumsi dan metode keilmuan, sebab kecenderungan yang terjadi dikalangan para ilmuan modern adalah menerapkan suatu metode tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri;
3. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Karena setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus bisa dipertanggung jawabkan secara logis dan rasional, agar dapat dipahami dan juga bisa menjadi konsumsi khalayak umum. Karena semakin luas penerimaan dan penggunaan suatu metode ilmiah, maka semakin valid metode tersebut.
D. Periodisasi Perkembangan Ilmu
1. Zaman Pra Yunani Kuno
Pada zaman ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase. Pertama, zaman Batu Tua yang berlangsung 4 juta tahun SM (Sebelum Masehi) sampai 20.000/10.000 SM. Pada zaman ini telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu    dan tulang, mengenal cocok taman dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan primitif menggunakan sistem “trial and error” (mencoba-coba dan salah) kemudian bisa berkembang menjadi “know how“.
2. Zaman Yunani Kuno
Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap “an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis)”, dan  tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap “receptive attitude mind (sikap menerima segitu saja)”. Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (Zaman Hellenisme) di bawah pimpinan  Iskandar Agung (356 – 323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang murid Aristoteles.
3. Zaman Renaissance
Zaman ini berlangsung dari abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering diartikan dengan kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu dilahirkannya kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini juga disebut dengan peralihan dan kebangkitan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi kebudayaan yang modern, dan pemikiran yang terbebas dari dogma-dogma agama. Hal ini ditandai dengan lahirnya penemuan-penemuan baru.
4. Zaman Modern
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. Menurut Slamet Iman Sontoso, dalam buku yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001:79) ada tiga sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara Perancis, terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun 1453.
5. Zaman Kontemporer
Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat ini. Zaman ini ditandai dengan adanya teknologi-teknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu yang semakin tajam dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Hal ini disebabkan karena fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam semesta.

DAFTAR PUSTAKA
Latif, Mukhtar.  2014. Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu. Jakarta: Kencana.
Mustansyir, Rizal & Misnal Munir. 2012. Filsafat Ilmu. Yogyakarta:  Pustaka Pelajar.
Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu &  Perkembangnya di Indonesia Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar