Minggu, 16 April 2017

MAKALAH MENGELOLA STRATEGI DAN PERENCANAAN STRATEGIS



MENGELOLA STRATEGI DAN PERENCANAAN STRATEGIS

Oleh:
M. SYAIFUDDIN
(ADMINISTRASI PUBLIK UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG)



2.1 Hakikat Manajemen Strategis
       1. Pengertian Manajemen Strategis
Strategi (strategy) adalah rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan manajemen strategis ( strategic management ) adalah seperangkat keputusan dan tindakan yang digunakan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi-strategi yang berdaya saing tinggi serta sesuai bagi perusahaan dan lingkungannya untuk meraih sasaran organisasi. Inti dari strategi adalah pilihan untuk melakukan aktivitas yang berbeda atau untuk melaksanakan aktivitas dengan cara yang berbeda dari pesaing. Contoh, Dell Computer meraih kesuksesan tanpa menggunakan perantara melainkan dengan melakukana penjualan langsung kepada kosumen. Srtategi berubah sejalan dengan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan, akan tetapi agar tetap kompetitif perusahan harus membangun strategi yang berfokus pada kompetisi inti, membangun sinergi, dan menciptakan nilai bagi konsumen.
a. Kompetisi Inti 
Adalah sesuatu yang dilakukan  organisasi dengan sangat baik dibandingkan dengan pesaingnya. Kompetisi inti menyajikan suatu keunggulan kompetitif karena perusahaan memilki keunggulan yang tidak dimiliki pesaingnya. Suatu kompetisi initi dapat berada pada  dibidang riset dan pengembangan, penguasaan tehnologi , efisiensi pada manufaktur dan pelayanan konsumen.
b. Sinergi 
 Kondisi yang muncul ketika bagian-bagian saling berintegrasi untuk menghasilkan dampak gabungan yang lebih besar dari pada apabila dilakukan sendiri oleh masing-masing  bagian / organisasi. Organisasi mungkin dapat memperoleh  keunggulan khusus dalam hubungannya dengan biaya, kekuatan pasar, tehnologi, atau keterampilan manajemen. Apabila dikelola dengan tepat,sinergi dapat menciptakan nilai tambah dengan sumberdaya yang tersedia saat ini, memberikan dorongan bagi line dasar. Rupert Murdoch’s Nwes Corp, sebagi contoh, berusaha membangun sinergi antara publikasi dan bisnis flim/televisi . 
c. Penciptaan Nilai 
Nilai dapat didefinisikan sebagai kombinasi  dari manfaat yang diterima dan biaya yang dibayar oleh konsumen. Produk yang biayanya rendah tetapi tidak memberikan manfaat berarti tidak memberikan nilai yang baik.  Penyampaian nilai pada pelanggan seharusnya jantung dari strategi. Para manajer perlu memahami bagian mana dari operasi  perusahaan yang dapat menciptakan nilai ,dan mana yang tidak. Perusahaan hanya dapat memperoleh keuntungan hanya apabila nilai yang diciptakan lebih besar dari biaya sumber yang dikeluarkan. 

 2. Macam-macam Strategi
a. Strategi Besar
Strategi besar ( grand strategy ) ádalah  rencana umum berupa tindakan-tindakan besar yang digunakan perusahaan untuk meraih sasaran jangka panjang.
Strategi besar dibedakan ke dalam 3 katagori :
1.  Pertumbuhan (growth )
Dapat dilakukan secara internal dengan melakukan investasi dalam perusahaan atau secara eksternal dengan memperoleh tambahan divisi bisnis.
Pertumbuhan internal meliputi pengembangan produk baru atau produk yang mengalami perubahan., seperti pengembangan ban Aquatred oleh Goodyear.
Pertumbuhan eksternal biasanya meliputi diversifikasi  yang artinya mengakuisisi bisnis yang terkait dengan lini produk saat itu atau membawa perusahaan pada area baru .
2.  Stabilitas (Stability )
Stabilitas ( stability ) yang disebut juga strategi diam ( pause strategy ) artinya organisasi tetap berada pada ukuran yang sama atau tumbuh perlahan dengan cara-cara  yang masih dapat dikendalikan.  Perusahaan  ingin tetap berada pada bisnisnya saat ini  Setelah organisasi mengalami masa-masa yang bergejolak dengan pertumbuhan yang cepat para eksekutif kerap memfokuskan perhatian pada strategi stabilitas untuk mengintegrasikan unit-unit bisnis strategis dan memastikan bahwa organisasi berjalan dengan efisien.
3.  Pemangkasan ( retrenchment )
Berarti organisasi terpaksa melalui periode terjadinya penurunan, dengan penyusutan unit bisnis yang ada saat ini atau menjual maupun melikuidasi keseluruhan bisnis.Organisasi dapat mengalami kemerosotan yang tajam sehingga memaksa manajer untuk melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap personel dan pengeluaran.




b. Strategi Global
Selain strategi di atas  perusahaan dapat mengejar strategi yang terpisah sebagai fokus dari bisnis global.  strategi global dibedakan dalam 3 kategori:
1. Globalisasi Globalization )
Pendekatan ini berdasarkan asumsi bahwa ada pasar global tunggal bagi sebagian besar produk-produk konsumen dan industri. Teorinya adalah setiap orang dimanapun ingin membeli produk yang sama dan hidup dengan cara yang sama. Orang dimanapun ingin membeli Coca-cola dan memakai jeans bermerk Levi`s. sebagai contoh, dihapuskannya hambatan tarif dinegara-negara    Eropa pada tahun 1992 telah membantu menjadikan Eropa pasar terpadu bagi standardisasi menufaktur, pengemasan, dan periklan. Setelah mengakuisisi perusahaan raksasa alat-alat rumah tangga dari Belanda Philips  Electronic, Whirlpool mendirikan organisasi yang terkoordinasi diseluruh eropa dan memproduksi alat-alat rumah tangga dalam bentuk umum yang dapat digunakan baik  di Eropa maupun di Amerika.
2.  Strategi Multidomestik ( Multidomestic Strategy )
Artinya kompetisi pada masing-masing negara ditangani secara independen dari kompetisi negara yang lain.  Dengan demikian perusahaan multinasional ada pada beberapa negara tetapi periklanan dan rancangan produk dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebuhtuhan spesifik negara masing-masing.
3. Strategi Transnasional ( Transnational  Strategy)
Berupaya meraih baik integrasi global maupun tanggung jawab nasional. Strategi transnasional sesungguhnya sangat sulit dicapai karena satu sasaran mensyaratkan koordinasi global  sementara sasaran yang lain mensyratkan fleksibelitas lokal. Namun beberapa industri menemukan bahwa, meskipun terjadi peningkatan persaingan menandakan bahwa mereka harus dapat meraih efisiensi global, tekanan  yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan lokal memerlukan tanggung jawab nasional.  
                               
3. Tingkatan  Strategi
a. Strategi Tingkat Perusahaan ( Corporate Level Strategy )
Strategi tingkat perusahaan behubungan dengan organisasi secara keseluruhan dan kombinasi dari unit bisnis . Tindakan strategi pada pada tingkat ini biasanya berkaitan dengan akuisisi  bisnis-bisnis baru, penambahan atau divertasi unit-unit  bisnis, fabrik-fabrik atau lini produk dan  joint venture dengan korporate lain dalam area baru.
b. Strategi Tingkat Bisnis ( Business Level Strategy )
Strategi tingkat bisnis berhubungan dengan masing-masing unit bisnis satu line produk dalam organisasi. Strategi ini befokus pada cara sebuah unit bisnis bersaing dalam industrinya. Keputusan strategi pada unit bisnis berkaitan dengan iklan, arah dan perluasan riset, pengembangan produk baru, perlengkapan dan fasilitas dsb.
c. Strategi Tingkat Fungsional ( Functional Level Strategy )
Strategi tingkat fungsional berhubungan dengan departemen-departemen  fungsional utama dalam unit bisnis. Strategi fungsional melibatkan seluruh fungsi utama termasuk keuangan, pemasaran dan manufaktur.
4. Jenis Alternatif Strategi
Ada dua tingkat strategi yang berbeda. Pertama, strategi tingkat bisnis (business level strategy) adalah serangkaian strategi alternatif yang dipilih organisasi pada saat organisasi tersebut berbisnis dalam suatu industri atau pasar tertentu. Strategi ini membantu organisasi untuk memfokuskan usaha persaingannya dalam setiap industri atau pasar pada suatu target. Kedua, strategi tingkat korporasi (corporate level strategy) adalah serangkaian alternatif strategi yang dipilih organisasi pada saat organisasi mengelola operasinya secara simultan di beberapa industry atau di beberapa pasar.
2. Komponen Strategi
Strategi yang disusun dengan baik meliputi tiga bidang: kompetensi unggulan, ruang lingkup, dan alokasi sumber daya. Kompetensi unggulan (distinctive competence) adalah sesuatu yang dapat dilakukan dengan sangat baik oleh organisasi. Ruang lingkup (scope) dari suatu strategi merinci rentang pasar di mana suatu perusahaan/organisasi akan bersaing. Sebuah strategi juga mencakup garis besar dari alokasi sumber daya (resource deployment) organisasi yang telah diproyeksikan atau bagaimana perusahaan akan mendistribusikan sumber-sumber dayanya di antara bidang-bidang yang merupakan lahan persaingannya.
3. Prinsip Manajemen Strategi
Prinsip Manajemen Strategi dibagi menjadi:
1. Perencanaan Strategi Merembes (menembus), seluruh manajer diberbagai divisi harus belajar untuk berfikir secara strategis, seluruh tingkat managerial akan terlibat didalam manajemen strategi dengan berbagai cara tertentu. tiap pola dan cara yang akan dipakai berbeda namun masih mengarah pada sasaran yang sama, tujuan yang ditetapkan;
2. Perencanaan Komprehensif, maksudnya adalah perencanaan yang berdasarkan pada kebutuhan serta pengembangan bisnis, tidak dibuat dengan asal-asalan.
4. Pendekatan atau Metode Penyusunan Rencana Strategis
Pendekatan ini dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok berdasarkan lingkup dan titik bahasan di satu pihak dan penekanan pada proses atau hasil di lain pihak. Pada pengelompokan pertama, menurut Porter, terdapat pendekatan klasik berhadapan dengan pendekatan non-klasik. Kemudian, pada kelompok kedua terdapat pendekatan keperilakuan berhadapan dengan pendekatan administratif.
a.  Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik diperkenalkan oleh Porter untuk membedakan umum dengan pendekatannya sendiri. Dalam analisis lingkungan dimasukkan semua faktor lingkungan usaha, baik yang langsung maupun tidak langsung, sehingga bersifat global. Pendekatan ini relatif mudah karena dua hal: informasi yang disyaratkan bersifat global dan teknik yang digunakan sederhana.
b.  Pendekatan Non-Klasik
Pendekatan non-klasik atau pendekatan Porter ini menitikberatkan pada analisis posisi persaingan, sehingga hanya lingkungan langsung perusahaan yang relevan. Pendekatan ini mensyaratkan informasi yang cukup tentang pihak dalam lingkungan persaingan tersebut. Hasilnya spesifik tentang strategi perusahaan yang dipilih.
c.  Pendekatan Administratif
Fokus pendekatan ini adalah dokumen resmi rencana strategis yang memenuhi syarat yang berisi arah dan strategi perusahaan. Pendekatan ini kurang memperhatikan faktor komitmen dan berbagai tingkat dan bidang manajemen.


d.  Pendekatan Keperilakuan
Bertentangan dengan pendekatan administratif. Penekanan pendekatan ini adalah manfaat utama dari suatu rencana strategis bukan pada hasil berupa dokumen resmi, melainkan pada komitmen, kesepakatan, tingkah laku yang dihasilkan dari proses penyusunan dokumen.

5. Formulasi dan Implementasi Strategi
Formulasi strategi (strategy formulation) adalah serangkaian proses yang terlibat dalam penciptaan atau penentuan strategi organisasi. Implementasi strategi (strategy implementation) adalah metode yang digunakan untuk mengoperasionalisasikan atau melaksanakan strategi dalam organisasi. Formulasi menentukan isi strategi dan implementasi berfokus pada bagaimana strategi dicapai. Proses formulasi dan implementasi strategi adalah proses yang rasional, sistematis, dan direncanakan dan sering kali disebut sebagai strategi terencana (deliberate strategy) atau suatu rencana yang dipilih dan diimplementasikan untuk mendukung tujuan tertentu. Namun, di lain waktu, suatu organisasi menggunakan strategi emergensi (emergent strategy) atau suatu pola tindakan yang berkembang sepanjang waktu dalam suatu organisasi karena ketiadaan misi dan tujuan, atau terlepas dari misi dan tujuan.
6. Manfaat dan Peranan Perencanaan Strategis
a. Menentukan batasan usaha/bisnis. Memilih fokus bidang usaha yang akan dikembangkan yang didasarkan pada semua lapisan manajemen.
b.  Memberikan arah perusahaan. Menentuan batasan usaha dan arah perusahaan merupakan dua sisi dari satu mata uang yang sama yang mendasari atau dihasilkan. Kedua hal itu merupakan dasar penyusunan prioritas tindakan dan kebijakan perusahaan dalam menghadapi perubahan lingkungan.
c.  Mengarahkan dan membentuk kultur perusahaan. Rencana strategis menunjang pengarahan dan pembentukan budaya perusahaan lewat proses interaksi, tawar-menawar, atau komunikasi timbal-balik.
d. Menjaga kebijakan yang taat asas dan sesuai.
e. Menjaga fleksibilitas dan stabilitas operasi.
f. Memudahkan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahunan.

2.2 Menggunakan Analisis SWOT untuk Memformulasikan Strategi
1. Pengertian SWOT
SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (kesempatan), threat (ancaman). Analisis SWOT adalah evaluasi atas kekuatan dan kelemahan internal suatu organisasi yang dilakukan secara hati-hati dan evaluasi atas peluang dan ancaman dari lingkungan (eksternal). Faktor eksternal adalah faktor lingkungan luar perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal ini dapat berdampak positif ataupun negatif bagi perusahaan, artinya ada yang memberikan peluang dan sebaliknya ada yang memberikan ancaman. Faktor internal adalah lingkungan yang berada dari dalam perusahan itu sendiri. Faktor inilah yang menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan perusahaan itu sendiri, baik yang sudah lampau, kini maupun yang akan datang.
Dalam analisis SWOT, strategi terbaik untuk mencapai misi suatu organisasi adalah dengan: 1) mengekspoilatasi peluang dan kekuatan suatu organiasasi, dan pada saat yang sama 2) menetralisasikan ancamannya 3) menghindari (atau memperbaiki) kelemahannya.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humprey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stamford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahan Fortune 500. Meskipun demikian, jika ditarik ke belakang, analisa ini telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang dikembangkan di Harvard Business School. Namun pada saat pertama kali digunakan terdapat beberapa kelemahan utama, di antaranya, analisa yang dibuat masih bersifat deksriptif dan belum/tidak menghubungkan dengan strategi-strategi yang mungkin bisa dikembangkan dari analisa kekuatan-kelemahan yang telah dilakukan.
Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama yang ditekankan adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut, suatu organisasi membutuhkan penilaian mengenaik kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang memengaruhi proses perencanaaan.
2. Tujuan, Manfaat dan Fungsi Analisis SWOT
a. Tujuan Analisis SWOT
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan organisasi atau perusahaan. Untuk mengetahui kelemahan dan menciptakan kelemahan itu menjadi suatu kekuatan, serta mencoba menghilangkan ancaman untuk dijadikan peluang, maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.
Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan  faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah dianalisis. Apabila terdapat kesalahan, agar perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahan itu harus mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.
b. Manfaat Analisis SWOT
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Manfaat dari analisis SWOT adalah merupakan strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat ini atau kedepan terhadap kualitas internal maupun eksternal.
c. Fungsi Analisis SWOT
Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti telah mengalami proses penganalisaan terlebih dahulu oleh tim teknis corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan kapabilitas memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang baru. Sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan dibuat perusahaan.
Maka, fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
3. Penerapan atau Pengimplementasian SWOT
a. Mengevaluasi Kekuatan Organisasi
Kekuatan organisasi (organizational strengths) adalah keahlian dan kemampuan yang menyebabkan suatu organisasi mampu menyusun dan mengimplementasikan strateginya. Analisis SWOT membagi kekuatan organisasi menjadi dua kategori: kekuatan umum dan kompetensi unggulan.
Kekuatan organisasi umum (common organizational strength) adalah kemampuan organisasional yang  dimiliki oleh sejumlah perusahaan yang bersaing. Keseimbangan persaingan (competitive parity) muncul ketika sejumlah besar perusahaan yang bersaing dapat mengimplementasikan strategi yang sama. Dalam situasi tersebut, pada umumnya organisasi hanya mampu mencapai tingkat kinerja rata-rata.
Kompetensi unggulan adalah suatu kekuatan yang dimiliki oleh hanya sebagian kecil perusahaan yang saling bersaing. Organisasi yang mengeksploitasi kompetensi unggulan mereka sering kali memperoleh suatu keunggulan kompetitif dan mencapai kinerja ekonomi di atas normal.
Peniruan kompetensi unggulan adalah praktik duplikasi kompetensi unggulan perusahaan lain dan oleh karena itu membutuhkan pengimplementasian strategi yang berharga. Tidak semua kompetensi dapat ditiru. Ketika suatu kompetensi tidak dapat ditiru, strategi yang mengeksploitasi kompetensi tersebut menghasilkan suatu keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (sustained competitive advantage) adalah sebuah keunggulan kompetitif yang tetap ada setelah semua usaha peniruan strategi telah berhenti.
Suatu kompetensi unggulan mungkin tidak dapat ditiru karena tiga alasan. Pertama, akuisisi atau pengembangan dari kompetensi unggulan tersebut mungkin bergantung pada situasi sejarah yang unik yang tidak dapat  ditiru organisasi lain. Kedua, karena sifat dan karakternya mungkin tidak diketahui atau tidak dipahami oleh perusahaan pesaing. Terakhir, kompetensi unggulan sulit ditiru jika perusahaan didasarkan pada fenomena social yang kompleks, seperti kerja tim organisasi atau budaya.
b. Mengevaluasi Kelemahan Organisasi
Kelemahan organisasi (organizational weakness) adalah kekurangan dan kegagalan yang membuat organisasi tidak dapat memilih dan mengimplementasikan strategi yang mendukung misinya. Ada dua cara untuk mengatasi kelemahan. Pertama, organisasi mungkin perlu melakukan investasi untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan dalam mengimplementasikan strategi yang mendukung misinya. Kedua, organisasi mungkin perlu untuk memodifikasi misinya sehingga misi organisasi tersebut dapat tercapai dengan keahlian dan kemampuan yang sudah dimiliki organisasi.
Organisasi yang gagal baik untuk mengakui atau mengatasi kelemahannya lebih mungkin untuk mengalami competitive disadvantage yaitu situasi di mana organisasi tidak mengimplementasikan strategi yang bagus yang diimplementasikan oleh organisasi lain. Organisasi yang mengalami competitive disadvantage hanya dapat mencapai tingkat kinerja di bawah rata-rata.
c. Mengevaluasi Suatu Peluang dan Ancaman Organisasi
Peluang organisasi (organizational Opportunities) adalah bidang-bidang yang mungkin menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Sedangkan ancaman organisasi (organizational threats) adalah bidang-bidang yang meningkatkan kesulitan bagi organisasi.
4. Langkah-langkah Tahapan kerja SWOT
Langkah-langkah tahapan kerja SWOT adalah sebagai berikut:
1.Buat daftar peluang eksternal perusahaan;
2. Buar daftar ancaman eksternal perusahaan;
3. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan;
4. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan;
5. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi SO;
6. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WO;
7. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi ST;
8.  Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.
Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat strategi yang dimaksud adalah:
a.  Strengths – Opportunities (SO), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada;
b.  Weaknesses – Opportunities (WO), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada;
c.  Strengths – Threats (ST), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman (T);
d.   Weaknesses – Threats (WT), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T).

2.3 Memformulasikan Strategi Tingkat Bisnis
Perumusan manajemen strategi perusahaan bisa meliputi pengembangan misi usaha, mengidentifikasikan sebuah peluang dan ancaman dari eksternal, mengukur serta menetapkan kelemahan maupun kekuatan internal perusahaan, menetapkan sasaran jangka panjang, menimbang alternatif lain, dan memilih strategi khusus yang akan diterapkan pada kasus tertentu.
Cakupan perumusan strategi meliputi obyek baru yang akan dikerjakan, obyek usaha yang akan ditingggalkan, mengalokasikan sumber daya baik itu financial ataupun non finansial, memutuskan apakah dibutuhkan sebuah pengembangan aktivitas ataukah diversifikasi produk, memutuskan pasar domestik atau internasional, dibutuhkan merger atau akuisis apa tidak, menghindar dari akuisisi perusahaan oleh perusahaan pesaing. karena tidak ada perusahaan yang memiliki sumber daya yang tak terbatas, maka sebuah strategi harus berani untuk memutuskan suatu strategi alternatif yang bisa memberikan dampak yang positif yang terbaik supaya memberi keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. Sebuah strategi harusnya memberi keunggulan komparatif dan pada akhirnya bisa memberikan keunggulan yang kompetitif dalam jangka panjang, hal itu haruslah menjadi penting bagi manajemen strategi.

a. Strategi Generik Porter
Menurut Michael Porter, organisasi dapat menerapkan strategi diferensiasi, kepemimpinan biaya keseluruhan, atau strategi fokus pada tingkat bisnis. Strategi diferensiasi (differentiation strategy) adalah strategi di mana organisasi berusaha untuk membedakan dirinya sendiri dari kompetitornya melalui kualitas produk atau jasanya. Perusahaan yang berhasil mengimplementasikan strategi ini dapat membebankan harga yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya karena konsumen bersedia membayar lebih untuk memperoleh nilai ekstra yang mereka persepsikan.
Strategi kepemimpinan biaya keseluruhan (overall cost leadership strategy) adalah strategi di mana organisasi berusaha untuk memperoleh keunggulan kompetitif dengan cara menekan biayanya di bawah biaya kompetitornya. Dengan mempertahankan biaya tetap rendah, organisasi dapat menjual produknya dengan harga rendah dan masih menghasilkan laba.
Strategi fokus (focus strategy) adalah strategi di mana organisasi berkonsentrasi pada pasar regional tertentu, jalur produk tertentu, atau kelompok pembeli tertentu. Strategi ini dapat berupa suatu fokus diferensiasi, di mana perusahaan membedakan produknya di pasar fokus, atau suatu fokus kepemimpinan biaya keseluruhan, di mana perusahaan membuat dan menjual produknya dengan harga rendah di pasar fokus.
b. Tipologi Miles dan Snow
Dikembangkan oleh Raymond Miles dan Charles Snow yang menyebutkan bahwa strategi tingkat bisnis pada umumnya berada dalam satu dari empat kategori: prospector, defender, analyzer, reactor. Pertama, strategi penggagas (prospector strategy) di mana perusahaan secara konstan mencari pasar dan peluang baru dan berorientasi terhadap pertumbuhan dan pengambilan risiko. Kedua, strategi bertahan (defender strategy) di mana perusahaan berkonsentrasi pada upaya untuk melindungi pasarnya saat ini, mempertahankan pertumbuhan yang stabil, dan melayani konsumen yang telah ada. Ketiga, strategi penganalisis (analyzer strategy) di mana perusahaan berusaha untuk mempertahankan bisnisnya di saat ini dan menciptakan kesempatan pasar baru. Terakhir, strategi pereaksi (reactor strategy) di mana perusahaan tidak memiliki pendekatan strategi yang konsisten.
c. Strategi Berdasarkan Siklus Hidup Produk
Siklus hidup produk adalah model yang menunjukkan bagaimana volume penjualan dapat berubah selama hidup suatu produk. Memahami keempat tahap dalam siklus hidup produk dapat membantu manajer dalam mengenali strategi yang diperlukan untuk berevolusi dengan berlalunya waktu. Siklus dimulai ketika produk atau teknologi baru pertama kali diperkenalkan. Tahap perkenalan (introduction stage) ini, permintaan mungkin sangat tinggi dan terkadang melebihi kemampuan perusahaan untuk memasok produk. Selama tahap pertumbuhan (growth stage), lebih banyak perusahaan yang mulai memproduksi produk tersebut, dan penjualan terus tumbuh. Lalu, dalam tahap ketiga yaitu tahap kematangan (mature stage) keseluruhan pertumbuhan permintaan untuk suatu produk mulai menurun dan jumlah perusahaan baru yang memprodusi produk tersebut mulai menurun. Dalam tahap penurunan (decline stage), permintaan untuk produk atau teknologi menurun, jumlah organisasi yang memproduksi produk tersebut merosot, dan total penjualan juga merosot.
2.4 Mengimplementasikan Strategi Tingkat Bisnis
Implementasi strategi (strategy implementation) adalah metode yang digunakan untuk mengoperasionalisasikan atau melaksanakan strategi dalam organisasi. Formulasi menentukan isi strategi dan implementasi berfokus pada bagaimana strategi dicapai. Proses formulasi dan implementasi strategi adalah proses yang rasional, sistematis, dan direncanakan dan sering kali disebut sebagai strategi terencana (deliberate strategy) atau suatu rencana yang dipilih dan diimplementasikan untuk mendukung tujuan tertentu. Namun, di lain waktu, suatu organisasi menggunakan strategi emergensi (emergent strategy) atau suatu pola tindakan yang berkembang sepanjang waktu dalam suatu organisasi karena ketiadaan misi dan tujuan, atau terlepas dari misi dan tujuan.
Untuk mengimplementasikan strategi bisnis secara efektif, manajer harus mengintegrasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai fungsi yang berbeda. Pemasaran dan penjualan, misalnya, digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa dan keseluruhan citra publik mengenai organisasi (seringkali melalui berbagai jenis iklan), memberikan harga kepada produk atau jasa, menghubungi pelanggan secara langsung, dan melakukan penjualan. Akutansi dan keuangan mngendalikan arus uang dalam organisasi maupun dari sumber-sumber di luar ke dalam organisasi dan proses manufaktur menciptakan produk atau jasa organisasi.
a. Mengimplementasikan Strategi Generik Porter
Menurut Michael Porter, organisasi dapat menerapkan strategi diferensiasi, kepemimpinan biaya keseluruhan, atau strategi fokus pada tingkat bisnis. Strategi diferensiasi (differentiation strategy) adalah strategi di mana organisasi berusaha untuk membedakan dirinya sendiri dari kompetitornya melalui kualitas produk atau jasanya. Perusahaan yang berhasil mengimplementasikan strategi ini dapat membebankan harga yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya karena konsumen bersedia membayar lebih untuk memperoleh nilai ekstra yang mereka persepsikan. Fokus diimplementasikan melaui pendekatan yang sama, tergantung pada dasar strateginya, yaitu:
1. Strategi Diferensiasi
Secara umum, untuk mendukung diferensiasi, pemasaran dan penjualan harus menekankan pada kualitas yang tinggi, citra bernilai tinggi dari produk atau jasa organisasi. Fungsi akuntansi dan keuangan dalam suatu bisnis yang mengimplementasikan suatu gstrategi diferensiasi adalah untuk mengendalikan arus dana tanpa mengurangi kreativitas yang diperlukan dalam mengembangkan produk dan jasa baru secara konstan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam manufaktur, suatu perusahaan yang mengimmplementasikan strategi diferensiasi harus menekankan pada kualitas dan memenuhi kebutuhan spesifik konsumen daripada hanya mengurangi biaya. Budaya perusahaan yang mengimplementasikan strategi diferensiasi, seprti fungsi lain perusahaan, juga harus menekankan kretivitas, inovasi, dan respon terhadap kebutuhan konsumen.

2. Strategi Kepemimpinan Biaya Keseluruhan
 Strategi Kepemimpinan Biaya Keseluruhan  adalah strategi di mana organisasi berusaha untuk memperoleh keunggulan kompetitif dengan cara menekan biayanya di bawah biaya kompetitornya. Dengan mempertahankan biaya tetap rendah, organisasi dapat menjual produknya dengan harga rendah dan masih menghasilkan laba.

3. Strategi Fokus (Focus Strategy)
 Strategi Fokus adalah strategi di mana organisasi berkonsentrasi pada pasar regional tertentu, jalur produk tertentu, atau kelompok pembeli tertentu. Strategi ini dapat berupa suatu fokus diferensiasi, di mana perusahaan membedakan produknya di pasar fokus, atau suatu fokus kepemimpinan biaya keseluruhan, di mana perusahaan membuat dan menjual produknya dengan harga rendah di pasar fokus.
b. Mengimplementasikan Strategi Miles dan Snow
Serupa dengan hal tersebut, berbagai persoalan harus dipertimbangkan ketika mengimplementasikan setiap strategi Miles dan Snow, di antaranya:
           1. Strategi Penggagas
Organisasi yang mengimplementasikan strategi penggagas adalah organisasi yang inovatif, mencari kesempatan pasar baru, dan mengambil sejumlah resiko. Untuk mengimplementasiaknnya, organisasi perlu mendorong kreativitas dan fleksibilitas. Kreativitas membantu organisasi dalam mempersepsikan atau bahkan menciptakan kesempatan baru di dalam lingkungannya, fleksibilitas membuat organisasi mampu merubah dengan cepat untuk mengambil keuntungan dari kesempatan baru tersebut. Organisasi sering kali meningkatkan kreativitas dan fleksibilitas dengan cara mengadopsi struktur organisasi yang terdesentralisasi.

2. Strategi Bertahan
Organisasi yang mengimplementasikan strategi bertahan berusaha untuk melindungi pasarnya dari pesaing baru. Organisasi ini cenderung untuk menghindari kretivitas dan inovasi dalam mengeluarkan produk atau jasa baru dan memfokuskan pada usaha untuk menurunkan biaya atau meningkatkan kinerja dari produk yang ada.

3. Strategi Penganalisis
Suatu organisasi yang mengimplementasi strategi penganalisis berusaha untuk mempertahankan bisnisnya di saat ini dan untuk menjadi inovatif dalam bisnis baru. Karena strategi penganalisis berada diantara strategi penggagas dan bertahan, atribut dai organisasi yang mengimplementasikan strategi penganalisis cenderung serupa dengan jenis orgnanisasi yang mengimplementasikan kedua strategi diatas. Mereka memiliki pengendalian akuntansi dan keuangan yang ketat, fleksibilitas yang tinggi, produk yang efisien dan beraneka ragam, dan kretivitas yang tinggi serta biaya yang rendah.
2.5 Memformulasikan Strategi Tingkat Korporasi
Strategi korporasi (corporate strategy) adalah strategi yang berkaitan dengan pilihan arah perusahaan secara keseluruhan, serta pengelolaan portofolio bisnis dan produk. Persoalan strategi yang paling penting pada tingkat korporasi melibatkan sejauh mana diversifikasi organisasi dan sifat diversifikasi. Diversifikasi mendiskripsikan jumlah bisnis yang berbeda di mana suatu organisasi terlibat dan sejauh mana bisnis-bisnis tersebut berhubungan satu sama lain. Terdapat tiga jenis strategi diversivikasi yang berbeda: strategi produk tunggal, diversivikasi yang berhubungan, dan diversivikasi yang tidak berhubungan.



a. Strategi Produk Tunggal
Suatu organisasi yang menerapkan ini hanya membuat satu jenis produk atau jasa dan menjualnya dalam suatu pasar geografis tunggal. Strategi ini memiliki satu kekuatan utama dan satu kelemahan utama.

b. Diversifikasi yang Berhubungan
Diversifikasi yang berhubungan adalah strategi dimana organisasi beroperasi dalam beberapa bisnis, industry atau pasar yang berbeda yang saling terkait dalam beberapa hal. Organisasi menghubungkan bisnis, industri, atau pasar mereka yang brbeda dengan cara yang berbeda.
Keunggulan dari Diversifikasi yang Berhubungan adalah: 1) strategi tersebut mengurangi ketergantungan organisasi terhadap satu aktivitas bisnisnya dan oleh karena itu mengurangi resiko ekonomi. Bahkan jika satu atau dua dari bisnis perusahaan kehilangan uang, organisasi secara keseluruhan masih mungkin dapat bertahan karena bisnis yang sehat akan menghasilkan cukup uang untuk mendukung bisnis lainnya., 2) dalam mengelola beberapa bisnis pada waktu yang bersamaan, organisasi dapat mengurangi biaya overhead yang dihubungkan dengan mengelola satu bisnis.
c. Diversifikasi yang Tidak Berhubungan
Secara teori, hal ini memiliki dua keunggulan.  Pertama, bisnis yang menggunakan strategi ini harus memiliki kinerja yang stabil dari waktu ke waktu. Diversifikasi ini juga dianggap memiliki keunggulan dalam alokasi sumber daya. Terlepas dari adanya keunggulan tersebut, penelitian menyatakan diversifikasi ini biasanya tidak mengarah pada kinerja yang tinggi. Pertama, manajer tingkat korporasi di perusahaan semacam ini biasanya tidak cukup tahu mengenai bisnis-bisnis yang tidak berhubungan untuk dapat menyediakan petunjuk strategis atau untuk dapat  mengalokasikan modal secara tepat. Mereka cenderung untuk berkonsantrasi hanya pada kinerja bisnis saat ini. Kedua, karena perusahaan yang mengimplementasikan diversifikasi ini gagal untuk mengeksploitasi sinergi yang penting, maka perusahaan tersebut memiliki competitive disadvantage dibandingkan dengan organisasi yang menggunakan diversifikasi yang berhibungan.

2.6  Mengimplementasikan Strategi Tingkat Korporasi
a.  Menjadi Perusahaan yang Terdiversifikasi
Sebagian besar organisasi tidak diawali dengan menjadi organisasi yang terdiversifikasi secara menyeluruh. Organisasi mulai beroperasi dalam suatu bisnis tungal, menerapkan suatu strategi tingkat bisnis tertentu. Keberhasilan dalam strategi ini kemudian kemudian menciptakan sumber daya dan kekuatan yang dapat digunakan oleh organisasi tersebut dalam bisnis yang berhubungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
1. Perkembangan Internal dari Produk Baru
Beberapa perusahaan berdiversifikasi dengan cara mengembangkan produk dan jasa barudi dalam batasan operasi tradisional dari bisnis perusahaan, contoh: Honda.
2. Penggantian Para Pemasok dan Konsumen
Perusahaan juga bisa berdiversifikasi dengan mengganti pemasoknya atau integrasi vertikal mundur (Organisasi memulai aktivitas bisnis yg sebelumnya dilakukan oleh pemasoknya), contoh: Campbell Soup. Selain itu, juga bisa integrasi vertical maju (Organisasi berhenti menjual kepada satu konsumen dan malahan menjual kepada konsumen dari konsumennya tersebut), contoh: G.H. Bass.
3. Merger dan Akuisisi.
Selain itu, juga ada cara lain, yaitu merger (Pembelian satu perusahaan oleh perusahaan lain yang memiliki ukuran yang kira-kira sama), kemudian ada pula akuisisi (Pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang lebih besar). Organisasi yang terlibat dalam merger dan akuisisi berdiversifikasi melalui integrasi vertikal dengan mengakuisisi bekas pemasok dan konsumen. Tujuan dari sebagian besar merger dan akuisisi adalah penciptaan atau eksploitasi sinergi. Sinergi dapat mengurangi biaya organisasi yang bergabung dalam melakukan bisnis, dapat meningkatkan pendapatan, dan mungkin juga dapat membuka jalan bagi bisnis yang sama sekali baru untuk dimasuki oleh organisasi.

b. Mengelola Diversifikasi
Teknik Manajemen Portofolio adalah metode yang digunakan oleh organisasi yang berdiversifikasi untuk membuat keputusan mengenai bisnis apa yang akan dimasuki dan bagaimana mengelola bisnis berganda tersebut untuk memaksimalkan kinerja. Analisis portofolio merupakan Salah satu alat bantu untuk mengembangkan strategi korporasi pada perusahaan dengan multi bisnis. Dalam analisis ini, manajemen puncak memandang lini produk dan unit bisnisnya sebagai serangkaian investasi yang diharapkan akan memberikan keuntungan.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam analisis portofolio adalah:
1.  Matriks BCG
Matriks BCG (Boston Consulting Group Matrix) menunjukkan hubungan antara tingkat pertumbuhan industri (growth rate of industry) di mana perusahaan bersaing, dengan pangsa pasar relatifnya (relative market share).
2.  Matriks GE
Matriks ini terdiri atas sembilan sel yang ditetapkan berdasarkan daya tarik industri jangka panjang (long-term industry attractiveness) dan posisi kekuatan bisnis dalam persaingan. Sebagai contoh, daya tarik industri mencakup parameter tingkat pertumbuhan pasar, profitabilitas industri, ukuran, praktek penetapan harga, yang merupakan kemungkinan peluang dan ancaman. Posisi kekuatan bisnis dalam persaingan meliputi pangsa pasar, posisi teknologi, profitabilitas, dan ukuran, yang merupakan kemungkinan kekuatan dan kelemahan.
3. Matriks Internal Eksternal (Matriks IE)
Matriks internal eksternal dikembangkan dari model matriks GE namun menggunakan parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan matriks IE ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporasi yang lebih detail.


















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·         Manajemen strategis ( strategic management ) adalah seperangkat keputusan dan tindakan yang digunakan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi-strategi yang berdaya saing tinggi serta sesuai bagi perusahaan dan lingkungannya untuk meraih sasaran organisasi.
·         SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (kesempatan), threat (ancaman). Analisis SWOT digubakan untuk evaluasi atas kekuatan dan kelemahan internal suatu organisasi yang dilakukan secara hati-hati dan evaluasi atas peluang dan ancaman dari lingkungan (eksternal).
·         Perumusan manajemen strategi suatu perusahaan bisa memilih strategi khusus yang akan diterapkan pada kasus tertentu. Strategi khusus itu di antaranya: 1) Strategi Generik Porter, 2) Tipologi Miles dan Snow, dan 3) Strategi berdasarkan siklus hidup produk.
·         Formulasi menentukan isi strategi dan implementasi berfokus pada bagaimana strategi dicapai. Untuk mengimplementasikan strategi bisnis secara efektif, manajer harus mengintegrasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai fungsi yang berbeda. Bisa dengan memgimplementasikan Strategi Generik Porter, bisa juga dengan memgimplementasikan Strategi Tipologi Miles dan Snow.
·         Strategi korporasi (corporate strategy) adalah strategi yang berkaitan dengan pilihan arah perusahaan secara keseluruhan, serta pengelolaan portofolio bisnis dan produk. Persoalan strategi yang paling penting pada tingkat korporasi melibatkan sejauh mana diversifikasi organisasi dan sifat diversifikasi. Diversifikasi mendiskripsikan jumlah bisnis yang berbeda di mana suatu organisasi terlibat dan sejauh mana bisnis-bisnis tersebut berhubungan satu sama lain. Terdapat tiga jenis strategi diversivikasi yang berbeda: strategi produk tunggal, diversivikasi yang berhubungan, dan diversivikasi yang tidak berhubungan.
·         Sebagian besar organisasi tidak diawali dengan menjadi organisasi yang terdiversifikasi secara menyeluruh. Organisasi mulai beroperasi dalam suatu bisnis tungal, menerapkan suatu strategi tingkat bisnis tertentu. Salah satunya dengan menggunakan analisis portofolio yang merupakan salah satu alat bantu untuk mengembangkan strategi korporasi pada perusahaan dengan multi bisnis

 3.2 Saran
Setelah pembaca membaca uraian di atas, diharapkan kepada untuk melakukan perencanaan strategis yang baik terhadap organisasi/perusahaan. Kareana perencanaan strategis itu merupakan hal yangsangat penting untuk setiap perusahaan untuk memulai suatu kegiatan perencanaan dan cara atau strategi untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
















DAFTAR PUSTAKA

Amin, dkk. 2003. Manajemen Strategik. Jakarta: Harvarindo.
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen Edisi Ketujuh, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Rangkuti, Freddy. 1997. Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar